KANAL ONE, MATARAM – Dalam rangka mempersiapkan Bali Interfaith Movement (BIM), Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram menggelar seminar nasional bertajuk “Merawat Bumi, Merajut Harmoni: Semangat Deklarasi Istiqlal Menuju Bali Interfaith Movement” di Auditorium Kampus II UIN Mataram, Kota Mataram, NTB, pada Senin ( 9/12).
Acara ini terselenggara atas kerja sama antara UIN Mataram, Jaringan GUSDURian, dan Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN Mataram. Seminar ini diisi keynote speech oleh Rektor UIN Mataram Prof. Dr. Masnun dan menghadirkan beberapa narasumber, yaitu Rektor IAHN Gde Pudja Mataram I Wayan Wirate, Pembina RMB UIN Mataram Prof. Suprapto, Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr. Fahruddin Faiz, dan Pengasuh Pesantren Budaya Daar Al-Mudhaffar Paox Iben Mudhaffar. Acara ini dipandu oleh Dosen UIN Mataram Erma Suriani sebagai moderator.
Dalam pidatonya, Masnun mengungkapkan bahwa tema ini dipilih sebagai upaya untuk menggaungkan harmoni manusia dan alam melalui Deklarasi Istiqlal. Dirinya menambahkan, acara ini diadakan untuk menyambut Bali Interfaith Movement yang akan diadakan akhir pekan ini.
Memasuki sesi talkshow, I Wayan Wirate menyebut bahwa ajaran kitab suci bertujuan untuk menyebarkan kedamaian kepada seluruh umat.
“Dalam konteks moderasi beragama, konflik sering terjadi akibat pemahaman agama kita yang belum sempurna, oleh sebab itu kita harus memiliki komitmen untuk memahami ajaran dan doktrin agama sehingga mampu mewujudkan sikap dan perilaku rendah hati,” papar Wayan.
Sejalan dengan itu, Fahruddin Faiz mengatakan bahwa sikap egoisme merupakan problem utama penyebab terjadinya ketidakharmonisan.
“Problem kita sekarang ini adalah, banyak orang yang menganggap negara ini adalah beban, dan agama merupakan sumber masalah,” ungkapnya.
Sementara itu, Suprapto mengungkapkan bahwa problem kemanusiaan global berupa konflik kekerasan dan perang harus bisa diselesaikan oleh agama.
“Stop dehumanisasi dan kerusakan alam! Konservasi lingkungan harus menjadi topik-topik yang digaungkan oleh seluruh pemuka agama,” terangnya.
Terakhir, Paox Iben Mudhaffar menyebut bahwa bumi sudah cukup untuk seluruh manusia tetapi tidak cukup untuk satu manusia serakah.
“Keserakahan bisa menggunakan tabir agama sehingga banyak menimbulkan konflik,” jelas pria yang akrab disapa Paox tersebut.
Acara ini dibuka dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan diakhiri dengan doa. Seminar ini dihadiri oleh ratusan peserta, mulai dari kalangan mahasiswa, dosen, hingga elemen lintas agama. Semua terlihat antusias mengikuti sesi diskusi dalam acara ini. Harapannya, acara ini dapat memberi sumbangsih pemikiran dan komitmen pada terciptanya harmoni manusia dan alam, serta menjadi langkah awal untuk menyambut Bali Interfaith Movement yang akan diadakan pada tanggal 14 dan 15 Desember 2024 mendatang.
Penulis : Dedy Soe
Editor : Dedy Soe
Komentar0
Bebas berkomentar. Sesuai Undang-undang Republik Indonesia. Link aktif auto sensor.