GpYlTUY0GpOiTSGlBSAlTSG0TY==

Dianggap Pekerja Keras, PMI NTB Sangat Diminati Perusahaan KLK Berhad Malaysia


KANAL ONE, SELANGOR 
- Perusahaan Kuala Lumpur Kepong (KLK) Berhad Plantation Selangor, Malaysia, sangat suka dengan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hal tersebut diungkapkan oleh Senior Manager KLK Berhad Tuan Mee, Chin Yik Loon. Menurutnya para pekerja asal Lombok adalah pekerja keras. Meski diakuinya ada pula yang agak malas.

"Kami senang dengan pekerja asal Indonesia khususnya Lombok, mereka pekerja keras. Ada memang yang kurang rajin, tergantung bersangkutan," ujar Chin Yik Loon, Senin 9 Desember 2024 di Selangor.


KLK Berhad lebih mengedepankan kebersamaan atau kebaikan kepada para pekerja agar merasa nyaman dalam mencari rejeki di ladang Tuan Mee.


"Kalau ada pekerja yang terlihat ada masalah, kami ajak mereka duduk sambil ngopi untuk mencari solusi dari persoalan mereka. Kadang masalah pacar, keluarga dan lainnya," tuturnya.

Luas ladang  milik KLK sebanyak 2.013 hektare. Sekitar 96 persen atau 1.931 hektare merupakan ladang sawit yang dikerjakan oleh 3000 orang pekerja dari Indonesia, Bangladesh, India, Nepal dan Malaysia sendiri. Rencana tahun 2025 KLK Berhad meminta 1000 pekerja prioritas dari Lombok dengan umur minimal 18 tahun maksimal 60 tahun.

"Sekitar 83 orang pekerja dari Lombok, NTB. Mereka sangat rajin dan kuat dalam bekerja, penghasilan setiap bulan ketika rajin sekitar 4000 - 5000 Ringgit Malaysia, malah tembus 6000 Ringgit Malaysia," ungkapnya.

KLK Berhad memberikan jaminan kesehatan bagi para pekerjanya dengan menyiapkan klinik kesehatan. 

"Mereka kita jamin kesehatan dan keselamatan kerja. Kita siapkan Klinik ketika ada yang sakit, bahkan jika ada yang operasi ditanggung perusahaan," tuturnya. 

Disinggung ketika memasuki musim hujan,  Chin Yik Loon menegaskan, jika hujan sehari semalam, pihak perusahaan menyediakan solusi lain bagi pekerja misalnya disuruh cat tembok dan lainnya supaya ada pendapatan.

Salah seorang pekerja asal Dusun Kerangkeng, Desa Kebon Talo, Lombok Barat, NTB, Nasrudin, mengaku sudah 13 tahun di Malaysia terutama di KLK Berhad dengan pendapatan 5000 ringgit Malaysia setiap bulan.

"Selama saya disini, sudah bisa bangun rumah, biayai anak sampai lulus Kuliah," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, I Gede Putu Aryadi mengatakan, kunjungan ke KLK Berhad Selangor untuk memastikan jaminan kesehatan, keselamatan, tempat beristirahat dan gaji terhadap para pekerja asal Nusa Tenggara Barat.

"Tadi saya sengaja menanyakan soal jaminan kesehatan dan lainnya supaya tidak ada lagi isu digunakan oleh oknum yang sengaja merusak nama baik perusahaan di Malaysia," katanya.

Gede Aryadi juga memastikan warga NTB yang bekerja di Malaysia benar-benar profesional, sehingga menghasilkan uang untuk menghidupi keluarganya.

"Tahun lalu ada laporan soal upah, transparansi di salah satu perusahaan sehingga kami berkunjung memastikan supaya tidak terjadi. Mudahan KLK menjadi contoh perusahaan lain, dan warga Lombok tidak ada lagi menempuh jalur ilegal bekerja ke luar negeri," pungkasnya.

Penulis : Dedy Soe
Editor    : Dedy Soe

Komentar0

Bebas berkomentar. Sesuai Undang-undang Republik Indonesia. Link aktif auto sensor.

Cari Berita Lain di Google News

Type above and press Enter to search.