Sebanyak 204 CPMI Berbiaya Gratis Diberangkatan PT. Kijang Lombok Raya

Mataram, Nusa Tenggara Barat - Sebanyak 204 orang Calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal pulau Lombok Nusa Tenggara Barat, dilepas keberangkatannya untuk bekerja di Sektor Perladangan Sawit Malaysia melalui PT. Kijang Lombok Raya. Pemberangkatan akan dilakukan secara bertahap mulai 30 Agustus sampai dengan 6 September 2022. Seiring dengan proses administrasi hingga masa Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) CPMI yang seluruh mekanismenya dilakukan secara gratis alias tanpa dipungut biaya oleh pihak penyalur.


Acara pelepasan disaksikan langsung oleh Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), perwakilan perusahaan pengguna di Malaysia, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI serta sejumlah jajaran perangkat daerah tingkat provinsi dan Kabupaten Kota di Asrama Haji Mataram pada Senin (29/08).


Dalam sambutannya, Gubernur NTB Zulkieflimansyah meminta agar seluruh pekerja migran tetap menjaga nama baik daerah dan rajin beribadah. Guna mendukung keberlangsungan kontrak kerja yang telah ditandatangani untuk periode dua tahun kedepan.


"Orang Malaysia sangat terpukau dengan keterampilan tenaga kerja dari NTB. Begitupun untuk kesehariannya, sesibuk apapun orang kita (NTB) tidak pernah meninggalkan shalat. Mari kita saling menjaga satu sama lain dan jaga nama baik derah kita," ungkapnya.


Senada disampaikan Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, yang meminta agar kerukunan dengan sesama daerah asal tetap terjaga. Berikan citra terbaik di tempat bekerja sehingga kedepan mendukung hubungan kerjasama lintas negara Malaysia - Indonesia.


"Semoga kita semua tetap diberi kesehatan selama rantauan. Bekerja yang disiplin untuk menunjukkan semangat kita sebagai warga negara Indonesia. Sehingga berangkat migran Insya Allah pulang menjadi juragan," ucap Wagub.

Komisaris Utama PT. Kijang Lombok Raya Datuk Fetra Ezymon menjelaskan, bahwa 204 orang CPMI yang diberangkatkan ini akan bekerja untuk dua perusahaan pengguna sektor perladangan sawit. Diantaranya Syarikat Boustead Plantations Berhad sebanyak 90 orang pekerja dan 114 orang lainnya akan bekerja di Syarikat Tradewinds Plantation Berhad.


"Kami buktikan bahwa perekrutan PMI itu gratis, tidak ada biaya yang dipungut. Biaya yang mereka keluarkan sebelumnya sebesar Rp 2.500.000,- untuk medical dan pembuatan paspor kita kembalikan lagi berupa saldo tabungan dari BNI. Sekarang 2 unit kendaraan layanan BNI terparkir di depan untuk mencetak kartu ATM supaya bisa dicek langsung saldo tabungannya," jelas Datuk Ezy panggilan akrab.


Sementara itu Wakil Ketua Komite III DPD RI, Evi Apita Maya, dalam sambutannya menegaskan bahwa dilema menjadi buruh migran masih dirasakan bahkan sebelum sampai ke negara penempatan. Proses administrasi yang berbelit, hingga penerbangan langsung menuju Malaysia yang masih terbatas dinilai menjadi kondisi pelik yang membuat CPMI berfikir singkat, menempuh jalur tidak resmi atau ilegal.


"Persoalan ini terus kita perjuangkan. Tapi jika kita tidak bekerja bersama bahu membahu kondisi ini tidak akan selesai. Jadi marilah, pemerintah daerah agar persoalan ini menjadi perhatian. Karena bagaimanapun juga menjadi pekerja migran sudah banyak memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat kita ditengah peluang kerja di daerah yang masih kurang," tegasnya.


Meski demikian perwakilan perusahaan pengguna di Malaysia Boustead Pantations Berhad Tuan Abdul Rahim dan Adul Madjid, mengapresiasi upaya transparansi perekrutan yang dilakukan oleh PT. Kijang Lombok Raya. Acara pelepasan CPMI ke Malaysia juga dirangkaikan dengan Orientasi Pra Pemberangkatan oleh BP2MI kepada ratusan calon migran yang akan diberangkatkan secara bertahap.(KO01)