Suasana akrab yang dibangun para chef dan peserta sambil menunjukkan hasil karya mereka |
LOMBOK TIMUR - Transfer ilmu pengetahuan STP Mataram di kawasan Desa Wisata Tetebatu berlanjut. Desa wisata partisipan lomba The Best Village UNWTO 2021 ini, menjadi pilihan prioritas program cooking class Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram. Uniknya, bahan baku kelas memasak yang digelar sekolah spesialis pariwisata ini diperoleh dari hutan sekitar. Semangat mengolah bahan sederhana menjadi luar biasa, adalah motivasi STP Mataram membina kalangan generasi muda Tetebatu.
"Berbagi tips, transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan menjadi semangat kami. Ini yang kami lakukan hari ini di kalangan generasi muda desa wisata Tetebatu untuk mereka yang concern di bidang kuliner. Potensi bahan dasar olahan kuliner di desa Tetebatu sangat besar. Inilah yang kami ingin bagi, mengolah bahan sederhana menjadi luar biasa," ujar Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STP Mataram, Lalu Mashyudi, Kamis (23/9) di kawasan desa wisata Tetebatu.
Berlokasi di pinggiran air terjun Sarang Walet, puluhan juru masak Tetebatu begitu antusias mengikuti program coocking class ini. Bahan dasar olahan kuliner yang mencuri perhatian peserta adalah pakis. Selain memiliki kandungan gizi cukup tinggi, pakis cukup banyak tersedia di kawasan hutan Sarang Walet. Pakis yang dipetik juru masak homestay di kawasan Tetebatu, dijadikan menu khas kuliner desa setempat.
"Tanpa bermaksud menghilangkan bentuk kearifan lokal dan tradisi mengolah bahan dasar ini, kami ingin berbagi ilmu dan keterampilan bagaimana mengolah bahan dasar ini menjadi sajian kuliner yang sehat dan memenuhi standar gizi yang baik. Sebagian besar warga mengolah pakis yang nama lokalnya olah-olah. Pakis dan olah-olah menjadi highlight kelas memasak hari ini," imbuh Masyhudi memberi semangat ke peserta.
STP Mataram menghadirkan chef andalan mereka, Lalu Yulendra dan Lahmudin. Lalu Yulendra berbagi ilmu untuk menu khas lokal nusantara dan Lahmudin fokus ke menu untuk wisatawan asing (baca, western), spageti. Calss menjadi menarik setelah dua ahli masak ini berbaur dan membangun komunikasi penuh keakraban dengan peserta. Peserta pun menyambut antusias program coocking class yang sudah terjadual sebelumnya.
Salah satu peserta, Sugianto, mengaku sangat berterimakasih dengan kehadiran STP Mataram di tengah juru masak Tetebatu. Sugianto juga berharap pelatihan-pelatihan seperti ini dilakukan lebih intens.
"Kami sangat berterimakasih dan sangat terbantu dengan program ini. Banyak hal yang tadinya kami tidak tahu sekarang kami bisa lebih mengerti. Tentang bagaimana mengolah bahan sederhana menjadi luar biasa dan lebih sehat. Yang jelas ilmu ini sangat bermanfaat dan berharga sekali," kata Sugianto meminta dukungan.
Tentu bukan saja mengolah pakis, lanjut Sugianto. Cara mengolah bahan lain dan jenis menu lain juga kami harapkan dari #STPMataram. Kami ingin menjadikan menu sajian kami lebih variatif. Lebih sehat dan lebih bernilai. Ilmu-ilmu memasak seperti ini pasti akan lebih bermanfaat untuk kami. "Kami sangat berharap program ini bisa berkelanjutan," harap Sugianto yang disambut positif Masyhudi.
Tim LP2M STP Mataram, berjanji akan membagi ilmunya lebih banyak kepada juru masak Tetebatu. Chef yang jugaa putra daerah Lombok, Lalu Yulendra, mengaku tidak keberatan dan siap membagi ilmunya, kapan saja dan dimana saja program ini digelar. (KO02)
Komentar0
Bebas berkomentar. Sesuai Undang-undang Republik Indonesia. Link aktif auto sensor.